Belmawa Dukung Penyelenggaraan Pendidikan berbasis IT
Kemajuan teknologi telah menunjang sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini turut dibahas dalam Rapat Kerja Universitas Sriwijaya tahun 2019 yang dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA) Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI), Rina Indiastuti. Dalam pertemuan ini dibahas soal kondisi dan tantangan Pendidikan Tinggi di Indonesia pada Era Industri 4.0. Acara yang dihadiri 117 pimpinan perguruan tinggi ini dihelat sejak Rabu hingga Jumat (27/02/2019 - 01/03/2019) di Hotel Inna Kuta Bali.
Menurut data dari PDDIKTI APK Nasional tahun 2018 sebanyak 34,58 %. Sedangkan di Malaysia sebesar 38 % dan Singapura sebesar 78 %. Sedangkan di Indonesia sendiri Jumlah Perguruan Tinggi kurang lebih 4.700, jumlah Prodi kurang lebih 28.000, dan Jumlah Mahasiswa kurang lebih 7.000.000 (sekitar 15% Vokasi). Sedangkan angkatan kerja Pendidikan Tinggi menurut data dari BPS tahun 2018 sebanyak 11.97%. sedangkan Data Global Copetitiveness Indeks Menurut data dari WEF tahun 2018 adalah 64 / 140 dengan rincian skala 1-7 Pembelajaran berfikir kritis Indonesia mendapatkan poin 4.2 dan mendapatkan Ranking 28. Sedangkan Singapura dalam posisi ke 21 dan Malaysia Posisi 16.
Menurut Menteri RISTEKDIKTI, Mohamad Nasir, "Para mahasiswa dan lulusan di era 4.0 harus mulai menguasai literasi baru di era ini, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia dan menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner)". Ia juga menambahkan bahwa dosen juga diperlukan untuk mengikuti perkembangan teknologi agar dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki daya saing tinggi.
Kebijakan dari Kemenristekdikti mengenai Pembelajaran 4.0 Blended & Online Learning adalah "One Professor Thousand Students" yang artinya adalah 1 Professor ratusan Pelajar. Yaitu seorang dosen didampingi beberapa asisten/instruktur dapat mengajar kelas besar; atau seorang dosen dapat mengajar mata kuliah tertentu ke PT/Prodi tertentu yang kekurangan dosen.
Dalam pembelajaran sistem DARING Perguruan Tinggi mengembangkan Mata Kuliah Lama Daring (Internal Perguruan Tinggi) yaitu bersifat Materi Terbuka. Peer to Peer View. Sedangkan Mata Kuliah baru sistem Daring (Bersifat Nasional) harapannya adalah skill baru dapat disediakan dengan Mata Kuliah Daring, dan mendukung alih kredit atau life-long learning & microcredentials.
Sistem pembelajaran DARING Melibatkan 54 Perguruan Tinggi Penyelenggara, 201 Perguruan Tinggi Mitra, dan 18.138 Mahasiswa. Berdasarkan kerangka kompetensi abad 21 peningkatan mutu lulusan memerlukan skill atas literasi teknologi, data, dan informasi. Selain itu perlu adanya Dynamic Learning & Culture, Professional Certification, serta Soft Skill yang meliputi Adaptif, Kompetitif, Cinta Tanah Air, Produktif, dan Inovatif.
Faktanya, pada tahun 2015 76 Negara menampung kampus luar negeri dan 73% diantaranya Kampus luar negeri diselenggarakan oleh perguruan tinggu dari USA, UK, Perancis, Russia, dan Australia.
Mengacu pada PERMENRISTEKDIKTI No. 51/2018 Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dapat diselenggarakan dalam bentuk mata kuliah, Prodi, atau Perguruan Tinggi dan mempunyai karakteristik terbuka, belajar mandiri, kapan saja, dan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Sumber : https://belmawa.kemdikbud.go.id/2019/03/01/belmawa-dukung-penyelenggaraan-pendidikan-berbasis-it/